Kamis, 29 Januari 2015

laporan kimia farmasi

BAB I
PENDAHULUAN

I.1           Latar Belakang
Analisis Kualitatif merupakan analisis untuk melakukan idetifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa – senyawa yang ada didalam sampel. Dengan kata lain, analisa kualitatis berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Berbagai sifat atau kimia dapat digunakan sebagai suatui dentifikasi kualitatif atau kuatitatif. Jika sifatnya ( pengukurananalit ) adalah spesifik dan selektif, maka tahap pemisahan atau perlakuan awal sampel dapat disederhanakan. Pengubahan alit kebentuk yang sesuai sehingga analit dapat dideteksi atau dapat diukur harus juga diperhatikan.
Tahapan ini disebut juga metode pemisahan untuk suatu situasi yang spesifik tergantung pada sejumlah factor. Analisis kualitatif adalah suatu proses mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisis kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur – unsur serta ion – ionnya dalam larutan. Ada 3 pendekatan analisis kualitatif yaitu, pertama perbandingan antara dua retensi solute yang tidak diketahui dengan data retensi baku yang sesuai pada kondisi yang sama. Kedua dengan cara spiking, yaitu dilakukan dengan menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan diselidiki pada senyawa baku pada kondisi yang sama. Ketiga dengan menggabungkan latkromatografi.
I.2     Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung pada golongan asam, sulfa, alkaloid, karbohidrat, antibiotik dan vitamin.


















BAB II
TINJAUA PUSTAKA

II.1   Teori Umum
                         Pada flouresensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi sinar terjadi dalam waktu yang sangat singkat setelah penyerapan (10-8 detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali oleh molekul tersebut juga berhenti. Flouresensi berasal dari transisi antara tingkat-tingkat energi elektronik singlet dalam suatu molekul. Supaya suatu molekul berflouresensi, maka molekul tersebut harus menyerap radiasi. Jika konsentrasi senyawa yang menyerap radiasi tersebut sangat tinggi maka sinar yang mengenai sampel akan di absorbso oleh lapisan pertama larutan dan hanya sedikit radiasi yang diserap oleh bagian lain sampel pada jarak yang jauh.
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentu karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Senyawa kompleks yang bermuatan lazimnya mudah larut dalam air, sebaliknya senyawa kompleks yang tek bermuatan biasanya sukar larut dalam air (Rivai,2006).
     Alkaloid merupakan golongan metabolit sekunder terbesar dan heterogen, istilah alkaloid diperkenalkan oleh W.Meissner pada tahun 1918, dimana alkaloid berasal dari kata “alkali” yang berarti basa dan “iod” yang berarti mirip atau menyerupai. Jadi alkaloid merupakan suatu senyawa yang mempunyai sifat seperti alkali dan basa. Defenisi umum dikemukakan oleh Pellitier (1982), alkaloid adalah senyawa siklik yang mengandung nitrogen dalam tingkat oksidasi negatif yang terdistribusi terbatas dalam kehidupan organisme. Secara ilmiah, defenisi alkaloid pertama kali diberikan oleh Winterstein dan Trier yang menyatakan alkaloid sebagai suatu senyawa yang bersifat basa, mengandung nitrogen dan berasal dari tumbuhan atau hewan (Febriani,2008).
     Beberapa pereaksi pengendapan digunakan untuk memisahkan jenis alkaloid. Pereaksi sering didasarkan pada kesanggupan alkaloid untuk bergabung dengan logam yang memiliki berat atom tinggi seperti merkuri, bismuth, tungsen, atau jood. Pereaksi mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida dan pereaksi dragendorff mengandung  bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam nitrit berair. Pereaksi bouchhardat mirip dengan pereaksi wagner dan mengandung kalium iodida dan jood. Pereaksi asam silikotungstat mengandung kompleks silikon dioksida dan tungsen trioksida. Berbagai pereaksi tersebut menunjukkan perbedaan yang besar halsensitivitas terhadap gugus alkaloid yang berbeda. Ditilik dari popularitasnya, formuasi mayer kurang sensitif dibandingkn dengan wagner atau dragendorff (Basset,1994).
     Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yag artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N (Schumm,1992).
     Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol  polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda, 1986). Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. (Basset,1994)
     Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkn dalam  pengobatan modern. Antibiotic adalah zat yang membunuh atau menghambat  pertumbuhan bakteri. Pencarian antibiotic telah dimulai sejak penghujung abad ke 18 seiring dengan meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang berhubungan dengan bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit. (Rohman,2007).




II.2   Uraian Bahan
1.    Asam Salisilat (Menurut FI edisi III hal.56)
Nama resmi
:
ACIDUM SALICYLICUM
Nama lain
:
Asam salisilat
Pemerian
:
Hablur ringan, tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan
:
Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) p, mudah larut dalam kloroform p dan dalam eter p, larut dalam larutan amonium asetat p, dinatrium hidrogen fosfat p, kalium sitrat p dan natrium sitrat p.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaaan
:
Keratolitikum, antifungi.






2.    Laktosa (Menurut FI Edisi III hal.338)
Nama resmi
:
LACTOSUM
Nama Lain
:
Laktosa
Pemerian
:
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Kelarutan
:
Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) p, praktis tidak larut dalam kloroform p dan dalam eter p.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan
:
Zat tambahan

3.      Kloramfenikol (Menurut FI Edisi III hal.143)
Nama resmi
:
CHLORAMPHENICOLUM
Nama lain
:
Kloramfenikol
Pemerian
:
Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap.
Kelarutan
:
Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) p dan dalam 7 bagian propilenglikol p, sukar larut dalam kloroform p dan eter p.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat dan penggunaan
:
Antibiotikum

4.    Vitamin B6 (Menurut FI Edisi III hal.541)
Nama resmi
:
PYRIDOXINI HYDROCHLORIDUM
Nama lain
:
Vitamin B6
Pemerian
:
Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan
:
Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) p, praktis tidak larut dalam eter p.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat dan penggunaan
:
Komponen vitamin B-kompleks.



5.    FeCl3 (Menurut FI Edisi hal. 659)
Nama resmi
:
FERI CHLORIDA
Nama lain
:
Besi (III) klorida
Pemerian
:
Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembapan.
Kelarutan
:
Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.

6.    HCl (Menurut FI Edisi IV hal.49)
Nama resmi
:
ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain
:
Asam klorida/HCl
Pemerian
:
Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan denga 2 bagian volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18.
Kelarutan
:
-
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat dan penggunaan
:
Zat tambahan



7.    H2SO4 (Menurut FI Edisi III hal.58)
Nama resmi
:
ACIDUM SULFURICUM
Nama lain
:
Asam sulfat/H2SO4
Pemerian
:
Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna, jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
Kelarutan
:
-
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat dan penggunaan
:
Zat tambahan

8.    CuSO4 (Menurut FI Edisi IV hal.1199)
Nama resmi
:
ANHIDRAT SULFAT
Nama lain
:
Tembaga II sulfat/ CuSO4
Pemerian
:
Serbuk putih atau keabuan, bebas dari sedikit warna biru.
Kelarutan
:
Larut dalam air.

9.      NaOH (Menurut FI Edisi III hal.412)
Nama resmi
:
NATRII HYDROXYDUM
Nama lain
:
Natrium hidroksida/NaOH
Pemerian
:
Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan
:
Sangat mudah larut dalam air, dan dalam etanol (95%) p.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan
:
Zat tambahan















BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan yang digunakan
1.      Alat                                                             
Rak tabung                                      Sendok tanduk                                   
Kertas perkamen                              Pipet skala                                          
Sikat tabung                                    Lumpang
Tabung reaksi  
2.      Bahan
Asam Salisilat                           Kafein
Lactosa                                     Kloramfenikol
Vitamin B6                                          FeCl3
HCl                                           Pereaksi Barfoed
H2SO4                                                    NaOH
Benedid
III.2 Cara Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan.
2.      Masukkan masing-masing bahan kedalam tabung reaksi.
3.      Golongan Asam
-          Dimasukkan asam salisilat secukupnya kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan FeCl3, kemudian dilarutkan.

4.      Golongan Alkaloid
-          Dimasukkan kafein secukupnya kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan HCl + pereaksi Mayer, kemudian dilarutkan.
5.      Golongan Karbohidrat
-          Dimasukkan laktosa kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan pereaksi barfoed, kemudian dilarutkan dan dipanaskan.
6.      Golongan Antibiotik
-          Dimasukkan kloramfenikol kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan H2SO4 pekat, kemudian dilarutkan.
7.      Golongan Vitamin
-          Dimasukkan vitamin B6 kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan CuSO4 pekat + NaOH, kemudian dilarutkan.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
SAMPEL
BENTUK SEDIAAN
PEREAKSI YG DIGUNAKAN
HASIL REAKSI
GOLONGAN
As. Salisilat
Serbuk
FeCl3
Ungu
Asam
Kafein
Serbuk
HCl+Per.Meyer
Endapan kuning
Alkaloid
Lactosa
Serbuk
Per.Barfoed
Merah
Karbohidrat
Kloramfenikol
Serbuk
H2SO4
Kuning muda
Antibiotik
Vitamin B6
Serbuk
CuSO4+NaOH+Benedid
Endapan hijau
Vitamin










BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami membahas tentang pembuatan pereaksi dari beberapa golongan:  Golongan Asam, golongan Alkaloid, golongan karbohidrat, golongan Antibiotik dan Vitamin. Pada semua golongan inibentuk sediaan yang digunakan berbentuk serbuk.
Sebelum dilakukan pembuatan pereaksi, golongan terlebih dahulu diambil sampel asam salisilat dimasukkan kedalm tabung reaksi dan ditambahkan FeCl3 sebagai pereaksinya. Dari pembuatan pereaksi asam diperoleh hasil reaksi warna ungu yang berarti positif golongan asam.
Pada pembuatan pereaksi golongan alkaloid terlebih dahulu diambil sampel kafein lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi kemdian ditambahkan HCL + pereaksi mayer sebagai pereaksinya dari pembuatan pereaksi golongan alkaloid diperoleh hasil endapan warna kuning yang berarti positif golongan alkaloid.
Pada pembuatan pereaksi golongan karbohidrat terlebih dahulu diambil sampel Laktosa dan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan pereaksi Barfut dan menghasilkan warna merah yang berrti positif golongan karbohidrat.
Pada pembuatan pereaksi golongan antibiotik terlebih dahulu diambil sampel kloramfenicol lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan H2SO4 pekat sebagai  pereaksinya. Dari pembuatan golongan antibiotik diperoleh hasil berwarna kuning muda yang berarti positif golongan antibiotik.
Pada pembuatan pereaksi golongan vitamin terlebih dahulu diambil sampel vitamin B6 lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan CuSO4 + NaOH + benedid sebagai pereaksinya, lalu dipanaskan diatas penangas air dan di diamkan selama 10. Dari pembuatan pereaksi golongan vitamin diperoleh endapan berwarna hijau yang berarti positif golongan vitamin.


















BAB VI
PENUTUP

VI.1 Kesimpulan
Untuk mengidentifikasi unsur yang terdapat dalam suatu bahan obat, dapat digunakan beberapa analisis, yaitu menggunakan organ atau organoleptis. Hasil reaksi dapat berupa perubahan warna untuk pencampuran suatu bahan obat dengan reagen.
VI.2 Saran
Diharapkan kepada koordinator laboratorium untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan oleh praktikan agar praktikum berjalan lancar. Kepada dosen terkait diharapkan agar terus mendampingi praktikan selama praktikum berlangsung.








DAFTAR PUSTAKA

Basset, J.Dkk.1994.Vogel Kimia Analisis Kualitatif Organik.Edisi IV.Kedokteran:Jakarta
Martiana,febriani.2008.Isolasi Alkaloid Utama dari Tumbuhan.Sains Kimia.Volume 91.
Rivai,Harrizul.2006.Asas Pemeriksaan Kimia.Jakarta:UI-Press.
Rohman,Abdul,Dkk.2007.Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Schumm,Dorothy E.1992.Intisari Biokimia:Binarupa Aksar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar