BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar
Belakang
Analisis Kualitatif merupakan analisis untuk
melakukan idetifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa – senyawa yang ada
didalam sampel. Dengan kata lain, analisa kualitatis berkaitan dengan cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel.
Berbagai sifat atau kimia dapat digunakan sebagai suatui dentifikasi kualitatif
atau kuatitatif. Jika sifatnya ( pengukurananalit ) adalah spesifik dan
selektif, maka tahap pemisahan atau perlakuan awal sampel dapat disederhanakan.
Pengubahan alit kebentuk yang sesuai sehingga analit dapat dideteksi atau dapat
diukur harus juga diperhatikan.
Tahapan ini disebut juga metode pemisahan untuk
suatu situasi yang spesifik tergantung pada sejumlah factor. Analisis
kualitatif adalah suatu proses mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui. Analisis kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur – unsur serta ion –
ionnya dalam larutan. Ada 3 pendekatan analisis kualitatif yaitu, pertama
perbandingan antara dua retensi solute yang tidak diketahui dengan data retensi
baku yang sesuai pada kondisi yang sama. Kedua dengan cara spiking, yaitu
dilakukan dengan menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan
diselidiki pada senyawa baku pada kondisi yang sama. Ketiga dengan
menggabungkan latkromatografi.
I.2 Tujuan
Percobaan
Untuk
mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung pada golongan asam, sulfa, alkaloid,
karbohidrat, antibiotik dan vitamin.
BAB II
TINJAUA PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Pada
flouresensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi
sinar terjadi dalam waktu yang sangat singkat setelah penyerapan (10-8
detik). Jika penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali oleh molekul
tersebut juga berhenti. Flouresensi berasal dari transisi antara
tingkat-tingkat energi elektronik singlet dalam suatu molekul. Supaya suatu
molekul berflouresensi, maka molekul tersebut harus menyerap radiasi. Jika
konsentrasi senyawa yang menyerap radiasi tersebut sangat tinggi maka sinar
yang mengenai sampel akan di absorbso oleh lapisan pertama larutan dan hanya
sedikit radiasi yang diserap oleh bagian lain sampel pada jarak yang jauh.
Senyawa kompleks
adalah senyawa yang terbentu karena penggabungan dua atau lebih senyawa
sederhana, yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Senyawa kompleks yang
bermuatan lazimnya mudah larut dalam air, sebaliknya senyawa kompleks yang tek
bermuatan biasanya sukar larut dalam air (Rivai,2006).
Alkaloid merupakan golongan metabolit
sekunder terbesar dan heterogen, istilah alkaloid diperkenalkan oleh W.Meissner
pada tahun 1918, dimana alkaloid berasal dari kata “alkali” yang berarti basa
dan “iod” yang berarti mirip atau menyerupai. Jadi alkaloid merupakan suatu
senyawa yang mempunyai sifat seperti alkali dan basa. Defenisi umum dikemukakan
oleh Pellitier (1982), alkaloid adalah senyawa siklik yang mengandung nitrogen
dalam tingkat oksidasi negatif yang terdistribusi terbatas dalam kehidupan
organisme. Secara ilmiah, defenisi alkaloid pertama kali diberikan oleh
Winterstein dan Trier yang menyatakan alkaloid sebagai suatu senyawa yang
bersifat basa, mengandung nitrogen dan berasal dari tumbuhan atau hewan
(Febriani,2008).
Beberapa pereaksi pengendapan digunakan
untuk memisahkan jenis alkaloid. Pereaksi sering didasarkan pada kesanggupan
alkaloid untuk bergabung dengan logam yang memiliki berat atom tinggi seperti
merkuri, bismuth, tungsen, atau jood. Pereaksi mayer mengandung kalium iodida
dan merkuri klorida dan pereaksi dragendorff mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam
nitrit berair. Pereaksi bouchhardat mirip dengan pereaksi wagner dan mengandung
kalium iodida dan jood. Pereaksi asam silikotungstat mengandung kompleks
silikon dioksida dan tungsen trioksida. Berbagai pereaksi tersebut menunjukkan
perbedaan yang besar halsensitivitas terhadap gugus alkaloid yang berbeda.
Ditilik dari popularitasnya, formuasi mayer kurang sensitif dibandingkn dengan
wagner atau dragendorff (Basset,1994).
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme.
Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yag artinya hidup dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N),
karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak
vitamin sama sekali tidak memiliki atom N (Schumm,1992).
Karbohidrat
didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cn(H2O)n.
Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi
atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda, 1986).
Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang
disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam
tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan
sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
(Basset,1994)
Antibiotik
termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkn dalam pengobatan modern.
Antibiotic adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Pencarian antibiotic telah dimulai sejak penghujung abad ke 18 seiring dengan
meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang berhubungan
dengan bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit. (Rohman,2007).
II.2 Uraian Bahan
1.
Asam Salisilat (Menurut FI edisi III hal.56)
Nama resmi
|
:
|
ACIDUM SALICYLICUM
|
Nama lain
|
:
|
Asam salisilat
|
Pemerian
|
:
|
Hablur ringan, tidak berwarna atau serbuk berwarna
putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
(95%) p, mudah larut dalam kloroform p dan dalam eter p, larut dalam larutan
amonium asetat p, dinatrium hidrogen fosfat p, kalium sitrat p dan natrium
sitrat p.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Khasiat dan penggunaaan
|
:
|
Keratolitikum, antifungi.
|
2. Laktosa
(Menurut FI Edisi III hal.338)
Nama resmi
|
:
|
LACTOSUM
|
Nama Lain
|
:
|
Laktosa
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur, putih, tidak berbau,
rasa agak manis.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam 6 bagian air, larut dalam
1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) p, praktis tidak larut
dalam kloroform p dan dalam eter p.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Khasiat dan penggunaan
|
:
|
Zat tambahan
|
3.
Kloramfenikol (Menurut FI Edisi III hal.143)
Nama resmi
|
:
|
CHLORAMPHENICOLUM
|
Nama lain
|
:
|
Kloramfenikol
|
Pemerian
|
:
|
Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang,
putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau, rasa sangat
pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5
bagian etanol (95%) p dan dalam 7 bagian propilenglikol p, sukar larut dalam
kloroform p dan eter p.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
|
Khasiat dan penggunaan
|
:
|
Antibiotikum
|
4. Vitamin
B6 (Menurut FI Edisi III hal.541)
Nama resmi
|
:
|
PYRIDOXINI HYDROCHLORIDUM
|
Nama lain
|
:
|
Vitamin B6
|
Pemerian
|
:
|
Hablur putih atau tidak berwarna, atau
serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
|
Kelarutan
|
:
|
Mudah larut dalam air, sukar larut
dalam etanol (95%) p, praktis tidak larut dalam eter p.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya.
|
Khasiat dan penggunaan
|
:
|
Komponen vitamin B-kompleks.
|
5. FeCl3
(Menurut FI Edisi hal. 659)
Nama resmi
|
:
|
FERI CHLORIDA
|
Nama lain
|
:
|
Besi (III) klorida
|
Pemerian
|
:
|
Hablur atau serbuk hablur, hitam
kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh
kelembapan.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam air, larutan beropalesensi
berwarna jingga.
|
6. HCl
(Menurut FI Edisi IV hal.49)
Nama resmi
|
:
|
ACIDUM HYDROCHLORIDUM
|
Nama lain
|
:
|
Asam klorida/HCl
|
Pemerian
|
:
|
Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan denga 2 bagian volume air, asap hilang. Bobot
jenis lebih kurang 1,18.
|
Kelarutan
|
:
|
-
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat
|
Khasiat dan penggunaan
|
:
|
Zat tambahan
|
7. H2SO4
(Menurut FI Edisi III hal.58)
Nama resmi
|
:
|
ACIDUM SULFURICUM
|
Nama lain
|
:
|
Asam sulfat/H2SO4
|
Pemerian
|
:
|
Cairan kental seperti minyak, korosif,
tidak berwarna, jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
|
Kelarutan
|
:
|
-
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat
|
Khasiat dan penggunaan
|
:
|
Zat tambahan
|
8. CuSO4
(Menurut FI Edisi IV hal.1199)
Nama resmi
|
:
|
ANHIDRAT SULFAT
|
Nama lain
|
:
|
Tembaga II sulfat/ CuSO4
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk putih atau keabuan, bebas dari
sedikit warna biru.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam air.
|
9. NaOH
(Menurut FI Edisi III hal.412)
Nama resmi
|
:
|
NATRII HYDROXYDUM
|
Nama lain
|
:
|
Natrium hidroksida/NaOH
|
Pemerian
|
:
|
Bentuk batang, butiran, massa hablur
atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih,
mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap
karbondioksida.
|
Kelarutan
|
:
|
Sangat mudah larut dalam air, dan
dalam etanol (95%) p.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Khasiat dan penggunaan
|
:
|
Zat tambahan
|
BAB
III
METODOLOGI
PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan yang digunakan
1. Alat
Rak tabung
Sendok tanduk
Kertas perkamen Pipet skala
Sikat tabung
Lumpang
Tabung reaksi
2. Bahan
Asam Salisilat Kafein
Lactosa Kloramfenikol
Vitamin B6 FeCl3
HCl Pereaksi
Barfoed
H2SO4 NaOH
Benedid
III.2 Cara Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan.
2. Masukkan
masing-masing bahan kedalam tabung reaksi.
3. Golongan
Asam
-
Dimasukkan asam salisilat secukupnya
kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan FeCl3, kemudian dilarutkan.
4. Golongan
Alkaloid
-
Dimasukkan kafein secukupnya kedalam
tabung reaksi lalu ditambahkan HCl + pereaksi Mayer, kemudian dilarutkan.
5. Golongan
Karbohidrat
-
Dimasukkan laktosa kedalam tabung reaksi
lalu ditambahkan pereaksi barfoed, kemudian dilarutkan dan dipanaskan.
6. Golongan
Antibiotik
-
Dimasukkan kloramfenikol kedalam tabung
reaksi lalu ditambahkan H2SO4 pekat, kemudian dilarutkan.
7. Golongan
Vitamin
-
Dimasukkan vitamin B6 kedalam
tabung reaksi lalu ditambahkan CuSO4 pekat + NaOH, kemudian
dilarutkan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
SAMPEL
|
BENTUK SEDIAAN
|
PEREAKSI YG DIGUNAKAN
|
HASIL REAKSI
|
GOLONGAN
|
As.
Salisilat
|
Serbuk
|
FeCl3
|
Ungu
|
Asam
|
Kafein
|
Serbuk
|
HCl+Per.Meyer
|
Endapan
kuning
|
Alkaloid
|
Lactosa
|
Serbuk
|
Per.Barfoed
|
Merah
|
Karbohidrat
|
Kloramfenikol
|
Serbuk
|
H2SO4
|
Kuning
muda
|
Antibiotik
|
Vitamin
B6
|
Serbuk
|
CuSO4+NaOH+Benedid
|
Endapan
hijau
|
Vitamin
|
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum
kali ini kami membahas tentang pembuatan pereaksi dari beberapa golongan: Golongan Asam, golongan Alkaloid, golongan
karbohidrat, golongan Antibiotik dan Vitamin. Pada semua golongan inibentuk
sediaan yang digunakan berbentuk serbuk.
Sebelum
dilakukan pembuatan pereaksi, golongan terlebih dahulu diambil sampel asam
salisilat dimasukkan kedalm tabung reaksi dan ditambahkan FeCl3 sebagai
pereaksinya. Dari pembuatan pereaksi asam diperoleh hasil reaksi warna ungu
yang berarti positif golongan asam.
Pada pembuatan
pereaksi golongan alkaloid terlebih dahulu diambil sampel kafein lalu
dimasukkan kedalam tabung reaksi kemdian ditambahkan HCL + pereaksi mayer
sebagai pereaksinya dari pembuatan pereaksi golongan alkaloid diperoleh hasil
endapan warna kuning yang berarti positif golongan alkaloid.
Pada pembuatan
pereaksi golongan karbohidrat terlebih dahulu diambil sampel Laktosa dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan pereaksi Barfut dan
menghasilkan warna merah yang berrti positif golongan karbohidrat.
Pada pembuatan
pereaksi golongan antibiotik terlebih dahulu diambil sampel kloramfenicol lalu
dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan H2SO4 pekat sebagai pereaksinya. Dari pembuatan golongan
antibiotik diperoleh hasil berwarna kuning muda yang berarti positif golongan
antibiotik.
Pada pembuatan
pereaksi golongan vitamin terlebih dahulu diambil sampel vitamin B6 lalu
dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan CuSO4 + NaOH + benedid
sebagai pereaksinya, lalu dipanaskan diatas penangas air dan di diamkan selama
10. Dari pembuatan pereaksi golongan vitamin diperoleh endapan berwarna hijau
yang berarti positif golongan vitamin.
BAB VI
PENUTUP
VI.1
Kesimpulan
Untuk
mengidentifikasi unsur yang terdapat dalam suatu bahan obat, dapat digunakan
beberapa analisis, yaitu menggunakan organ atau organoleptis. Hasil reaksi
dapat berupa perubahan warna untuk pencampuran suatu bahan obat dengan reagen.
VI.2
Saran
Diharapkan
kepada koordinator laboratorium untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan
oleh praktikan agar praktikum berjalan lancar. Kepada dosen terkait diharapkan
agar terus mendampingi praktikan selama praktikum berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Basset,
J.Dkk.1994.Vogel Kimia Analisis Kualitatif Organik.Edisi IV.Kedokteran:Jakarta
Martiana,febriani.2008.Isolasi
Alkaloid Utama dari Tumbuhan.Sains Kimia.Volume 91.
Rivai,Harrizul.2006.Asas
Pemeriksaan Kimia.Jakarta:UI-Press.
Rohman,Abdul,Dkk.2007.Kimia
Farmasi Analisis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Schumm,Dorothy
E.1992.Intisari Biokimia:Binarupa Aksar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar